MANAJEMEN KOTEMPORER
KELOMPOK 7
DISUSUN OLEH :
INDRA
ADJI PUTRA 18112610
RIDHA
AGISTIA 18112149
NURFITRIANI
18113950
M. HANDY
RAMADHAN 18112971
AZIS
KURNIAWAN 18112712
ARIZ ADI FEBRIANTO
18112167
ADI ALFIAN
18113461
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah
SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi
tugas matakuliah Manajemen dan Bisnis.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun kami semua menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan kerja sama
kelompok sehingga kendala-kendala yang kami hadapi teratasi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca dan mohon maaf bila ada kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
PENULIS
Daftar
isi
KataPengantar
i
Daftar Isi i i
BAB I :
Pendahuluan
I.1. Latar Belakang 1
I.2. Tujuan
1
I.3. Metode Penulisan 1
I.4. Sistematika Penulisan
BAB II : Isi
II.1 Definisi Management Kotemporer 2
II.2 Model Tipe Z 8
II.2 Model Tipe Z 8
II.3 Gerakan Ekselensi
13
II.4 Total Quality Management (TQM) 14
II.5 ISO 9000 dan 14000 14
II.6 Proses Rekayasa Ulang Bisnis 18
II.7 Downsizing 19
II.8 Organisasi
Jejala 19
II.9 Kaizen 20
II.10 JUST IN TIME 21
II.11 ABC Concept 25
II.12 Balanced
ScorecarD 26 15
BAB III :
Penutup
III.1. Kesimpulan
27
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Ketertarikan Kami mengambil tema penulisan
tentang Dasar Manajemen khususnya Manajemen Kotemporer atau Manajemen Modern
karena rasa keingintahuan Kami tentang Manajemen Kotemporer itu sendiri.
I.2. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, kami
selaku penulis berniat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang Manajemen
Kotemporer.
I.3. Metode Penulisan
Setelah kami menentukan judul Manajemen Kotemporer, kami langsung melakukan studi pustaka dan
mencari referensi dari internet untuk melengkapi
data.
I.4. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makalah ini kami menguraikan sistematika penulisan yang
sesuai dengan persyaratan penyusunan makalah yang baik sehingga akan terlihat
rapi dan teratur. Adapun sistematika tersebut sesuai dengan judul serta terbagi
dalam berbagai bab perincian.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Definisi Manajemen
Kotemporer
Teori
manajemen kontemporer yaitu teori manajemen yang berkembang pada masa kini
dimana dalam teori manajemen itu ada yang mengatakan terdapat tiga pendekatan
diantaranya:
1.
Pendekatan Sistem
System
berarti kumpulan bagian-bagian yang saling terkait, berfungsi secara bersama
untuk mencapai tujuan yang sama. Sehingga teori system dalam manajemen
kontemporer yakni perluasan perspektif kemanusiaan yang menjelaskan organisasi
sebagai system terbuka dengan karakter entropi, sinergi, dan ketergantungan
antar sub-sistem.
Berdasarkan
teori ini, berarti antara sub-sub ataupuan devisi mempunyai hubungan yang
saling membutuhkan antara yang stu dengan yang lainnya. Hubungan dalam teori
ini jika digambarkan adalah sebagai berikut:
Proses
transformasi adalah penggunaan teknologi produksi oleh manajemen untuk mengubah
masukan menjadi hasil. Beberapa teori system yang terdapat dalam manajemen
memiliki pengaruh yang sangat penting bagi pemikiran manajemen. Diantaranya
adalah system terbuka dan tertutup , entropi , sinergi , dan ketergantungan
antar sub-sistem .
1.
Pendekatan Situational (Contingency)
Pendekatan
ini berasumsi bahwasanya penyelesaian persoalan organisasi yang berhasil
dianggap bergantung pada identifikasi manager atau variable kunci mengenai
persoalan yang dihadapi. Ketika manager belajar untuk mengidentifikasi pola dan
karakteristik organisasi maka mereka dapat menemukan solusi yang tepat dengan
karakteristik tersebut. Hal ini bisa dikatakan pula bahwasanya dibutuhkan teknik managemen yang berbeda untuk
organisasi dengan kondisi, waktu dan situasi yang berbeda . Sedangkan fenomena
organisasi yang muncul dalam pola logis manajer menyusun dan menerapkan respon
yang serupa untuk jenis masalah yang sama. Pendekatan ini menganggap bahwa
efektivitas manajemen tergantung pada situasi yang melatar belakanginya.
Prinsip manajemen yang sukses pada situasi tertentu, belum tentu efektif
apabila digunakan di situasi lainnya. Tugas manajer adalah mencari teknik yang
paling baik untuk mencapai tujuan organisasi, dengan melihat situasi, kondisi,
dan waktu yang tertentu .
2.
Pendekatan Hubungan Manusia Baru (New Human Relation)
Human
Relation berarti berkaitan dengan hubungan antara manusia. Pendekatan ini
melihat bahwa manusia merupakan makhluk yang emosional, intuitif, dan kreatif.
Sehingga konsep ini memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara keseluruhan
untuk memberikan kualitas kepada pelanggan. Dalam hal ini, ditekankan pada
control kualitas yang mengarah pada pendekatan yang menekankan keterlibatan
karyawan dalam pencegahan masalah kualitas.
Dalam
pendekatan hubungan manusia baru ini dikenal pola TQM (Total Quality Manajemen)
yaitu sebuah konsep yang memfokuskan pada pengelolaan organisasi secara
keseluruhan untuk memberikan kualitas kepada pelanggan. Empat elemen penting
TQM adalah keterlibatan pelanggan , focus kepada pelanggan , penentuan acuan
serta perbaikan terus-menerus .
Arah
pemikiran manajemen terkini adalah dalam dua aspek yakni:
1.
Pergeseran menuju organisasi pembelajar
Arah
ini didefinisikan sebagai sebuah organisasi dimana setiap orang terlibat dalam
proses pengidentifikasian dan penyelesaian maslah. Sehingga memungkinkan
organisasi untuk melakukan eksperimen, melakukan perbaikan, dan meningkatkan
kemampuannya secara terus-menerus , berubah dan melakukan perbaikan, sehingga
menciptakan kapasitas untuk tumbuh, belajar serta mencapai tujuan. Ide dasarnya
adalah penyelesaian masalah bukan seperti organisasi tradisional yang dirancang
untuk mencapai efisiensi.
Untuk
melakukan pengembangan, seorang manajer dalam system ini melakukan perubahan
pada semua sub-sistem organisasi. Terdapat tiga karakteristik untuk melakukan
pembelajaran tersebut diantaranya:
a.
Struktur Berbasis Tim
Dalam
konsep ini, seluruh karyawan dengan keterampilan yang berbeda saling bekerja
sama berbagi tugas dan merotasi pekerjaan untuk memproduksi seluruh produk dan
jasa. Dalam hal ini nilai penting dalam organisasi pembelajaran adalah
kolaborasi dan komunikasi yang melewati batasan departemen dan hirarki. Orang yang berada didalam tim diberikan
keterampilan, informasi, peralatan, motivasi, dan otoritas untuk mengambil
keputusan yang berpengaruh terhadap kinerja tim serta memberikan respon secara
kreatif dan fleksibel terhadap tantangan atau peluang baru yang terjadi.
b.
Pemberdayaan Karyawan
Pemberdayaan
karyawan maksudnya melepaskan kekekuasaan dan kreativitas karyawan dengan
memberikan mereka kebebasan, sumber daya, informasi dan keterampilan untuk membuat
keputusan secara efektif. Dalam hal ini, karyawan lebih diutamakan sebagai
kekuatan manajer sedangkan biaya diminimalkan.
c.
Informasi Terbuka
Dalam
konsep ini, pemberian informasi terhadap pekerja maupun pelanggan dilakukan
sebesar-besarnya karena berdasarkan pendapat Winston Chen yang berbunyi: “ jika
anda benar-benar ingin menghormati seseorang, anda harus membiarkan mereka tahu
bagaimana hasil kerja mereka dan memberitahu dengan segera sehingga dapat
melakukan sesuatu untuk memperbaikinya”. Dan juga pada ungkapan CEO Bob Gett, “
kami lebih menghargai terhadap berapa banyak informasi yang telah anda berikan
kepada orang yang ada disebelah anda”.
2.
Manajemen tempat kerja yang didorong tekhnologi
Dalam
sebuah perusahaan saat ini, tidak mungkin jika tidak kita temukan elektronik.
Bahkan setiap hal yang ada dalam sebuah
perusahaan itu pasti berhubungan dengan teknologi. Selain itu, dunia e-business
juga berkembang pesat karena semakin banyak bisnis terjadi melalui proses
digital melalui jaringan computer. E-business merupakan pekerjaan yang
dilakukan oleh sebuah organisasi dengan menggunakan sambungan elektronik
(termasuk internet) dengan para pelanggan, mitra, pemasok, karyawan atau pihak
kunci lainnya.
Untuk
menunjang e-business, sebuah perusahaan bisa menggunakan intranet dan
ekstranet. Intranet yaitu sebuah system komunikasi internal yang menggunakan
teknologi dan standar internet, namun hanya dapat diakses dalam perusahaan.
Sedangkan ekstranet lebih luas yakni sistem komunikasi perusahaan yang
memberikan akses kepada pemasok, mitra dan pihak lain diluar perusahaan.
Selain
e-business juga terdapat e-commerce dimana e-commerce ini hampir sama dengan e-business hanya saja cakupannya lebih sempit yang mengacu
secara khusus pada pertukaran bisnis atau transaksi yang terjadi secara
elektronik.
II.2 Model
Tipe Z
Pada tahun 1970-1980 banyak industri Amerika
yang kehilangan pasar karena munculnya kompetitor yaitu para perusahaan-perusahaan
Jepang. Maka dari itu para ahli mulai menyelidiki rahasia manjemen orang Jepang
yang dapat menyaingi kekuatan negara adikuasa itu. Mulailah banyak bermunculan
artikel-artikel tentang keberhasilan perusahaan Jepang tersebut. Dan ditemukanlah
rahasia keberhasilan itu yang diberi nama Teori Z. Teori Z pertama kali
dicetuskan oleh William Ouchi (1981) mengatakan bahwa rasa aman (security)
secara khusus punya arti penting, karyawan membutuhkan penghargaan berupa
bekerja dengan bebas, promosi dan dipekerjakan selamanya. Teori Z muncul dari
hasil observasi terhadap perbedaan-perbedaan, antara bekerja di perusahaan
Jepang dan di perusahaan Amerika Serikat. Dalam sistem manajemen Jepang,
keamanan itu terjamin karena sebagian besar pekerja memiliki masa kerja seumur
hidup (lifetime employment) di satu perusahaan. Organisasi gaya Jepang ini
berkomitmen pada hubungan jangka panjang tersebut, dengan tinjauan kinerja
secara reguler dan tegas, yang memberikan umpan-balik yang dituntut sebagian besar karyawan, agar bisa berfungsi
efektif.
Di Jepang sendiri Teori Z dimulai dengan kisah sebuah perusahaan yang sedang sekarat. Kemudian seorang muda diangkat menjadi manager pabrik. Dan Ia langsung mengundang rapat semua pekerja. Dijelaskannya, bahwa perusahaan saingan mungkin akan menghancurkan bisnis pabrik ini. Dibahasnya sebuah studi, yang menunjukkan permintaan para konsumen. Dikemukakannya betapa perusahaan perlu memperoleh untung tertentu, agar dapat terus menampung para buruh yang ada dan mengadakan investasi baru. Para pekerja paham mendengarkan dengan seksama, padahal sebelumnya mereka tidak mengetahui soal ini. Mereka cuma menjalankan perintah dan menyelesaikan pekerjaannya. Mereka tak merasa jadi bagian yang integral dengan sistem yang lebih besar. Mereka tak sadar alasan apa yang mengharuskan mereka bekerja lebih keras dan lebih efisien, kecuali untuk kepentingan perusahaan, yang seakan lepas dari kepentingan mereka sendiri. Kini mereka diajak berdiskusi. Mereka dipercaya perlahan-lahan, mereka mengembangkan sikap baru. Mereka mengatur sendiri efisiensi mereka. Itu tak berarti mereka yang harus ditegur dibiarkan saja. Bahkan mereka yang tak menunjukkan ikhtiar untuk maju, atau tak mampu bekerja lebih jauh, terpaksa dilepas. Disiplin tetap. Tapi Teori Z mengajarkan, bahwa keputusan diproses berdasarkan basis yang lebih luas, tak cuma di puncak yang sempit.
Di Jepang sendiri Teori Z dimulai dengan kisah sebuah perusahaan yang sedang sekarat. Kemudian seorang muda diangkat menjadi manager pabrik. Dan Ia langsung mengundang rapat semua pekerja. Dijelaskannya, bahwa perusahaan saingan mungkin akan menghancurkan bisnis pabrik ini. Dibahasnya sebuah studi, yang menunjukkan permintaan para konsumen. Dikemukakannya betapa perusahaan perlu memperoleh untung tertentu, agar dapat terus menampung para buruh yang ada dan mengadakan investasi baru. Para pekerja paham mendengarkan dengan seksama, padahal sebelumnya mereka tidak mengetahui soal ini. Mereka cuma menjalankan perintah dan menyelesaikan pekerjaannya. Mereka tak merasa jadi bagian yang integral dengan sistem yang lebih besar. Mereka tak sadar alasan apa yang mengharuskan mereka bekerja lebih keras dan lebih efisien, kecuali untuk kepentingan perusahaan, yang seakan lepas dari kepentingan mereka sendiri. Kini mereka diajak berdiskusi. Mereka dipercaya perlahan-lahan, mereka mengembangkan sikap baru. Mereka mengatur sendiri efisiensi mereka. Itu tak berarti mereka yang harus ditegur dibiarkan saja. Bahkan mereka yang tak menunjukkan ikhtiar untuk maju, atau tak mampu bekerja lebih jauh, terpaksa dilepas. Disiplin tetap. Tapi Teori Z mengajarkan, bahwa keputusan diproses berdasarkan basis yang lebih luas, tak cuma di puncak yang sempit.
APA
ITU TEORI Z?
Teori
Z adalah sebuah pendekatan manajemen berdasarkan kombinasi dari Amerika dan
Jepang dan filosofi manajemen yang ditandai, antara lain, jangka panjang
pekerjaan tetap, pengambilan keputusan secara konsensus, evaluasi dan promosi
lambat prosedur, dan tanggung jawab individu dalam konteks kelompok. Teori Z
lebih menekankan pada peran dan posisi pegawai atau karyawan dalam perusahaan
yang dapat membuat para pekerja menjadi nyaman, betah, senang dan merasa
menjadi bagian penting dalam perusahaan. Dengan demikian maka karyawan akan
bekerja dengan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya. Semangat
Dr. William Ouchi dengan teori Z nya adalah membangun loyalitas pekerja melalui mind set
pekerjaan seumur hidupnya itu. Dibawah ini bisa kita lihat perbedaan dari sistem kerja di organisasi Jepang dan Amerika:
Organisasi
Amerika:
1.
Masa kerja jangka pendek (short-term employment)
2.
Evaluasi dan promosi yang cepat
3.
Jalur karir yang terspesialisasi
4.
Mekanisme kontrol yang eksplisit
5.
Pengambilan keputusan secara individual
6.
Tanggung jawab individual
7.
Keprihatinan tersegmentasi (segmented concern)
Organisasi
Jepang:
1.
Masa kerja seumur hidup (lifetime employment)
2.
Evaluasi dan promosi yang lambat
3.
Jalur karir yang tidak terspesialisasi
4.
Mekanisme kontrol yang implicit
5.
Pengambilan keputusan secara kolektif
6.
Tanggung jawab kolektif
7.
Keprihatinan keseluruhan (wholistic concern)
Jadi bisa kita lihat bahwa Teori Z merupakan pendekatan
manajemen yang menggabungkan filosofi manajemen Jepang dengan budaya Amerika.
Walaupun diadopsi dari Jepang, tetapi teori ini tidak murni bentuk manajamen Jepang. Seperti
bisa kita lihat teori Z menganut tanggung jawab individual, dan konsep tersebut
merupakan serapan dari manajemen budaya Amerika. Teori Z juga menekankan perkembangan
hubungan kepercayaan (trust relationship) antara pemimpin dan yang dipimpin.
Penekanan itu didasarkan pada asumsi bahwa motivasi orang pertama-tama bersifat
internal. Namun, perasaan-perasaan itu harus diperkuat oleh komitmen jelas
terhadap karyawan dari pihak majikan/pimpinan. Teori Z melihat pengambilan
keputusan kolektif dan tanggung jawab kelompok memberikan dukungan sosial yang
diperlukan bagi tercapainya kinerja puncak. Hal itu terjadi lewat penciptaan
rasa aman, yang memungkinkan para karyawan membangkitkan ide-ide baru tanpa takut
ditolak atau takut gagal. Tidak seperti teori XY dari McGregor. Teori Z
berfokus pada sikap dan tanggung jawab dari para pekerja, sedangkan McGregor
dengan Teori XY berfokus pada manajemen dan motivasi dari perspektif manajer
dan organisasi. Mcgregor model, yang digunakan ribuan organisasi dan manajer di
seluruh dunia yang masih belum merangkul dan Teori Z dari Ouchi menawarkan ide
yang sangat baik, meskipun ia kurang sederhana keanggunan.
CIRI
PERUSAHAAN YANG MENERAPKAN TEORI Z
Dari
penjelasan diatas dapat kita simpulkan beberapa ciri dari perusahaan yang
menggunakan teori Z:
1. Tanggung jawab diberikan secara
perorangan atau individual dan mengakui prestasi individu.
2. Karena tanggung jawab bersifat
individu maka karyawan bebas bekerja menggunakan keterampilan yang dimilikinya.
3. Karyawan dipekerjakan seumur, agar
terjadinya rasa aman dan loyalitas terhadap perusahaan.
4. Pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara konsensus atau secara terbuka. Walaupun akan memakan waktu yang
lebih lama namun tingkat keberhasilan pengimplementasian hasil keputusan yang
didapat akan lebih tinggi karena mendapat dukungan dari mayoritas
pekerja.
5. Promosi dilakukan perlahan-lahan
dari bawah, dan proses evaluasi prestasi dan promosi dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan masalah
dengan para karyawan.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN TEORI Z
Kekuatan
dari teori Z ini terletak pada upaya perusahaan untuk mengikat karyawan dengan
loyalitas tanpa batas, sehingga karyawan diharapkan mau bekerja dalam sikap
yang penuh integritas untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Sedangkan
kelemahan teori ini terletak pada saat kemampuan perusahaan menurun dalam
komitmennya untuk tetap mempertahankan karyawan, apalagi saat ketidakpastian
ekonomi merusak sektor financial dan bisnis perusahaan. Selain itu teori ini
membutuhkan banyak pengorbanan, karena sifatnya yang holistik dan kurang
sederhana.
STRATEGI
UNTUK TRANSFORMASI ORGANISASI
Dalam
bukunya William Ouchi menulis 12 strategi bagi organisasi Khas Amerika yang
ingin mengaplikasikan Teori Z bagi perusahaannya, antara lain:
1. Orang yang bersifat ragu-ragu atau
skeptics tetap dijaga, karena dengan sering melibatkan orang-orang tersebut
dalam pekerjaan, tanpa menganggap mereka lain, akan timbul suatu kepercayaan
setelah satu sama lain saling memahami. Perusahaan harus mencoba memahami dan
orang-orang tersebut harus percaya bahwa dengan adanya integritas semua masalah
akan terselesaikan. Company should be able to treat people the way it would
like to be treated.
2. Manajemen perusahaan harus mengaudit
kembali filosofinya, dengan mengambil pelajaran pengalaman dimasa lalu dan
menanyakan kepada para karyawan bagaimana perusahaan seharusnya.
3. Manajemen perusahaan harus
memberitahukan hasil dari audit filosofi itu pada para pimpinan perusahaan. Dan
pimpinan perusahaan harus besedia mendengarkan hasil yang didapat oleh
manajemen dengan pikiran yang terbuka, sehingga dapat terjadi suatu kepercayaan
antara manajemen dan pimpinan perusahaan.
4. Perusahaan harus memiliki struktur
kerja yang baik dan memotivasi, sehingga saat seseorang berjuang, mereka yakin
bahwa tim akan bersama berjuang dengannya.
5. Perusahaan harus membangun beberapa
interpersonal skill, seperti komunikasi. Jadi karyawan tahu bagaimana harus
menghormati manajer dan kapan harus menyela pembicaraan.
6. Perusahaan harus menguji diri dan sistemnya, sejauh mana
Teori Z telah diimplementasikan.
7. Perusahaan menstabilkan pekerjaan.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tantangan atau variasi tugas kepada karyawan.
8. Perusahaan merancang sebuah evaluasi
dan promosi yang lambat.
9. Perusahaan memeperluas karyawannya
dalam jalur karirnya. Maksudnya memberikan pengalaman beberapa aspek yang
berbeda sehingga orang itu tahu apa yang dilakukan setiap departemen. Hal ini
dilakukan untuk mempertahankan karyawan dalam perusahaan.
10. Manajemen perusahaan harus
mempraktekan Teori Z ini ditingkat bawah. Mengubah kebiasaan ini tentunya harus
dimulai dari atas dengan memperbaiki profesionalisme manajemen sehingga
manajemen dapat melalui masalah yang akan dihadapi di tingkat bawah.
11. Perusahaan harus merancang suatu
tempat dimana setiap karyawan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
perusahaan.
12. Perusahaan harus membiasakan sikap
kekeluargaan dengan setiap orang.
II.3 Gerakan Ekselensi
Tom J. Peters dan Robet H. Waterman “In search
exeilence (1982) dapat di anggap karya fenomenal karena pernah di anggap
sebagai buku wajib di kalangan manajemen. Mereka menyebutkan delapan atribut
bagi organisasi yang berkinerja luar biasa (excellent ) yaitu :
1. Kecenderungan
ke arah tindakan
2. Staf
yang ramping dan bentuk yang sederhana
3. Kontak
terus menerus terhadap pelanggan
4. Peningkatan
produktifitas melalui orang
5. Otonomi operasional
untuk merangsang kewirausahaan
6. Penekanan
suatu nilai bisnis kunci
7. Penekanan
pada apa yang mereka ketahui dengan baik
8. Pengendalian
longgar ketat secara simultan
Kesimpulan Peter dan Waterman (1982 ) diatas tidak
lepas tentang pentingnya meningkatkan produktifits melalui orang dan memberikan
Otonomi operasional . Menurut Peter dan
Waterman produktifitas dapat di tingkatkan dengan cara memotivasi dan merangsang pegawai bukan hanya sekedar
dengan memasang mesin baru atau teknologi baru .Caranya adalah dengan
memberikan mereka otonomi dan melibatkan orang dalam setiap proses
Peters & Waterman,
mengatakan bahwa, perusahaan-perusahaan tertentu yang “ekselen,” atau mereka yang
memiliki kesuksesan yang telah berlangsung dalam jangka panjang, melakukan banyak hal
secara sistematik yang membuat mereka
terpisah dari perusahaan lain.
Karakteristik dasar yang mungkin memicu
ekselensi:
a. Melakukan sesuatu tepat pada waktunya
b. Tetap dekat dengan konsumen
c. Mempromosikan otonomi
dan kewirausahaan
d. Memaksimalkan produksivitas pekerja
e. Menggunakan
pendekatan hand-on bagi manajemen
f. Melakukan yang terbaik dan diketahui
perusahaan
g. Mempertahankan struktur organisasi yang
sederhana
II.4 Total Quality Management (TQM)
Management mutu terpadu di definisikan sebagai “suatu pendekatan dalam
menjalankan usaha yang mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi
melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungannya ( Tjiptono dan Diana 1995 : 4 )
Untuk mencapai
Manajemen mutu terpadu perlu di perhatikan aspek aspek berikut :
1.
Perhatian pada pelanggan, Eksternal maupun
Internal
2.
Memiliki obsesi yang tinggi terhadap mutu
3.
Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan
keputusan
4.
Memiliki komitmen jangka panjang
5.
Membutuhkan kerjasama tim
6.
Memperbaiki proses secara berkesinambungan
7.
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
8.
Memberikan kebebasan yang terkendali
9.
Memiliki kesatuan tujuan
10.
Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
II.5 ISO 9000 dan 14000
ISO 9000 dikeluarkan pada tahun 1987 oleh International Organization for
Standardization yang selanjutnya konsep ini di kenal sebagai standar manajemen
mutu (Quality Management) atau secara lengkap disebut sebagai Standar Manajemen
Mutu dan Jaminan Mutu Pedoman Seleksi dan Penggunaan ( Suratmo, 1994 :8 ).
Tujuan utama ISO 1900
adalah sebagai berikut :
1. Organisasi harus
mencapai dan mempertahankan mutu produk atau jasa yang di hasilkan sehingga
secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.
2. Organisasi harus
memberikan keyakinan kepada pihak manajemen bahwa mutu yang di maksudkan telah
di capai dan dapat di pertahankan.
3. Organisasi harus
memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa mutu yang di maksudkan telah
atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang di jual.
Isi pedoman ISO
tersebut meliputi lima standar mutu internasional sebagai berikut :
1. ISO 9000 merupakan
suatu peta jaringan yang memberikan definisi dasar dan konsep konsep serta
menjelaskan bagaimana suatu perusahaan memilih dan menggunakan standar yang
lain dalam seri tersebut.
2. ISO 9001 merupakan
standar yang paling komperhensif dan di gunakan untuk menjamin mutu pada tahap
desain, pengembangan, produksi, instalasi, dan pelayanan jasa. ISO 9001
biasanya di gunakan untuk perusahaan manufaktur yang mendesain dan membuat
produk sendiri.
3. ISO 9002 digunakan
untuk memenuhi persyaratan produksi dan instalasi yang memerlukan jaminan.
4. ISO 9003 merupakan standar
yang kurang rinci, karena hanya di butuhkan untuk menjamin pemeriksaan dan uji
akhir. Biasanya digunakan untuk laboratorium pengujian, pusat kalibrasi, dan
distributor peralatan yang melakukan pemeriksaan dan pengujian produk yang di
pasok. Tujuan dari ketiga standar ISO 9001, 9002, 9003 adalah untuk memberikan
jaminan mutu dalam hal kontraktual dengan pihak luar. Ketiganya merupakan
standar yang di gunakan untuk mencatat sistem mutu pemasok. Ketiganya bersifat
saling melengkapi dan pemilihannya bergantung pada cakupan dan kompleksitas
operas perusahaan serta skala usahanya.
5. ISO 9004 digunakan
untuk kepentingan internal dan bukan untuk situasi kontraktual. ISO 9004
mencakup elemen pokok yang memengaruhi sistem jaminan mutu, termasuk di
dalamnya tanggung jawab manajemen, pemasaran, pengadaan, langkah pengendalian,
pemanfaatan SDM, faktor keamanan, dan penggunaan metode statiska.
Negara-
negara di eropa yang bergabung dengan EFTA telah sepakat untuk memberlakukan
ISO 9000 mulai tahun 1992. Proses sertifikasi ISO 9000 meliputi penyusunan
program mutu yang memenuhi persyaratan yang di tetapkan. Persyaratan yang di
tetapkan dalam sertifikasi ISO 9000 meliputi :
1.
Tanggung jawab manajemen
2.
Dokumentasi sistem mutu
3.
Peninjauan ulang kontrak
4.
Pengendalian design
5.
Inspeksi dan pengujian
6.
Kalibrasi
7.
Auditing Intern
8.
Penanganan produk yang rusak
9.
Tindakan perbaikan
Sebagai terjemahan dari ISO 9000 oleh Dewan Standardisasi Nasional ( DSN
) Indonesia untuk menyamakan penggunaan definisi dan pengertian guna
memperlancar komunikasi, standar internasional tersebut menjadi SNI 199000, SNI
199001, SNI 199002, SNI 199003, SNI 199004 yang di keluarkan pada tahun 1992.
Dua manfaat penting bagi perusahaan yang telah memperoleh sertifikasi
ISO 9000 antara lain :
1. Di perbolehkannya
akses yang lebih besar untuk memasuki pasar luar negeri
(khususnya negara-negara Eropa
yang sejak tahun 1993 telah mensyaratkan agar produk yang di impor telah
emperoleh sertifikat ISO 9000)
2. Proses yang di
lakukan oleh perusahaan untuk mencapai sertifikasi cenderung meningkatkan mutu
dan keseragaman pekerjaan yang secara bersamaan meningkatkan produktifitas dan
selanjutnya meningkatkan daya saing perusahaan.
ISO 14000 adalah standar pengelolaan lingkungan yang dikeluarkan oleh
International Organization for Standardization. Bagi pengelola lingkungan,
untuk memutuskan sistem apa yang harus desain dan bagaimana penerapannya secara
efektif dari segi biaya selalu merupakan tantangan yang harus dihadapi. Tugas
ini semakin berat bagi para pengelola lingkungan dengan di masukannya sistem
pengelolaan lingkungan secara komperhensif. Secara baku, pengelolaan lingkungan
adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan yang meliputi
kebijakan penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pemulihan, da pengendalian
lingkungan.
Pada dasarnya ISO 14000 adalah
standar pengelolaan lingkungan yang sifatnya sukarela, namun mungkin beberapa
konsumen mensyaratkannya. Singkatnya aspek dari pengelolaan lingkungan harus di
masukan dalam upaya memperoleh sertifikasi. ISO 14000 merupakan design dan
implementasi dari kerangka kerja pengelolaan lingkungan untuk meminimumkan
dampak atas kegiatan operasional terhadap lingkungan. Sistem pengelolaan
lingkungan yang dibutuhkan, antara lain kebijakan sistem organisasi,
pengelolaan, perencanaan, prosedur operasional, prosedur hasil dan peraturan,
tujuan, sasaran, pengendalian penjualan, pelaksanaan audit, penyimpanan
catatan, dan lain lain.
Secara umum manfaat sertifikasi ISO
14000 antara lain :
1.
Pelindungan terhadap lingkungan
2.
Dasar persamaan kompetitif
3.
Menunjukan kesesuaian dengan peraturan
4.
Pembentukan sistem pengelolaan yang efektif
5.
Penurunan biaya
6.
Penurunan kecelakaan kerja
7.
Peningkatan hubungan masyarakat
8.
Peningkatan kepercayaan dan kepuasan konsumen
9.
Peningkatan perhatian manajemen puncak.
II.6 Proses Rekayasa
Ulang Bisnis
Menurut Hammer dan Champy (1993), seperti disebutkan oleh
Sitorus dan Nasution (2007), rekayasa ulang proses bisnis adalah proses
berfikir kembali (rethinking) dan proses perancangan kembali (redesign) secara
mendasar (fundamental) untuk memperoleh perbaikan yang memuaskan atas kinerja
perusahaan yang mencakup cost,quality,delivery,service,and
speed dengan pengukuran yang teliti atau kontemporer.
Menurut Manganelli dan Klien (1994;7) : “Reengineering is
rapid and radical redesign of strategic, value-added business process and the
systems,policies and organizational structures that support them-to optimize
the work flows and productivity in an organization.”
Tujuan Rekayasa Ulang Bisnis
Tujuan rekayasa ulang
bisnis adalah bagaimana membuat semua proses yang ada dalam organisasi menjadi
terbaik di kelasnya (Soumitra,D. 1999). Tujuan rekayasa ulang bisnis menurut
Andrews and Stalick (1994;8) seperti disebutkan oleh Sitorus.M. dan Nasution
(2007) adalah sebagai berikut:
1.
Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan
barang atau jasa yang khusus serta mempertahankan produksi massal.
2.
Meningkatkan kepuasan atas barang atau jasa sehingga
pelanggan akan memilih barang atau jasa perusahaan daripada perusahaan pesaing.
3.
Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk
melakukan bisnis dengan perusahaan.
4.
Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan
kepada saluran informasi melalui komunikasi, jaringan, dan teknologi komputer.
5.
Mempercepat waktu respon kepada pelanggan,
mengeleminasikan kesalahan dan ketidakpuaskan serta mengurangi pengembangan
barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.
II.7 Downsizing
Downsizing adalah salah
satu cara untuk mengubah struktur organisasi yaitu dengan cara melakukan
Downsizing. Downsizing adalah perubahan struktur yang dilakukan sebuah
perusahaan dengan tidak mengurangi keefektifan produktivitas dari perusahaan
itu sendiri untuk mengurangi jumlah tenaga kerja yang dianggap sudah tidak
efektif atau bahkan jumlah unit operasi. Dalam bahasa lainnya adalah PHK. Ada
beberapa penyebab yang menjadikan sebuah perusahaan melakukan downsizing :
1.
Krisis ekonomi yang dialami oleh perusahaan.
2.
Pendapatan perusahaan lebih kecil ketimbang pengeluaran.
3.
Jumlah tenaga kerja yang terlampau banyak.
4.
Butuh tenaga kerja yang lebih professional dan personalia
yang baru.
5.
Perusahaan ingin membuka cabang baru.
Dampak Downsizing
Pelaksanaan downsizing menyebabkan bertambahnya angka
pengangguran yang terjadi dalam negara yang bersangkutan, bagi pihak yang di
PHK, hal ini mengurangi komitmen mereka dalam mengkonsumsi maupun
memperkenalkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dahulu tempat mereka
bekerja. Para pekerja akan menginterpretasikan bahwa perusahaan tidak adil dan
kurang seimbang(fair) sehingga menurunkan keterampilan dan produktivitas mereka
dalam dunia kerja.
II.8 Organisasi Jejala
Network organization adalah sebuah
perusahaan atau kelompok perusahaan yang memiliki struktur formal minimum dan
bergantung hanya pada pembentukan dan pembubaran tim untuk memenuhi tujuan
tertentu. Sebuah organisasi jaringan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi secara luas, dan memanfaatkan pengetahuan dan dalam perusahaan di
sepanjang rantai nilai. (dictionary.bnet.com). Network organization terdiri
dari dua atau lebih unit-unit organisasi dari berbagai organisasi yang terlibat
dalam jangka panjang dan hubungan formal. Hubungan dalam Network organization
secara global berada dalam lingkup dan jangkauan. Tujuan khas Network
organization secara keseluruhan adalah untuk menyatukan sumber daya yang
dikendalikan oleh organisasi yang berbeda untuk membuat organisasi baru dan
lebih kuat, lebih siap untuk pasar baru, teknologi baru atau layanan yang baru.
Network organization biasanya muncul dari hubungan antara individu-individu
atau kelompok individu, bukan dari struktur organisasi formal. Berbeda dengan
jaringan mendadak dibahas dalam kaitannya dengan individu, namun, beberapa
dimensi dari kehidupan organisasi jaringan misalnya, otoritas yang sah,
strateginya, dan visi – yang ditentukan dan diberlakukan oleh manajemen dan
tercermin dalam bagan organisasi dan kontrak resmi. Dengan kata lain, sebagai
jaringan formal, sifat yang muncul biasanya terdapat dalam kerangka yang lebih
sempit kontrol. Namun, dibandingkan dengan hirarki organisasi tradisional,
Network organization sangat fleksibel .
II.9 Kaizen
Kaizen merupakan sebuah istilah yang cukup populer dalam
manajemen Jepang,terutama di bidang industri. Mengapa Kaizen dapat membuat
seseorang menjadi luar biasa?. Konsep pemikiran kaizen adalah bahwa setiap
orang ahli pada pekerjaannya masing-masing. Setiap orang dianggap luar biasa
pada bidang kerjanya masing-masing. Karena itu,setiap orang diharapkan dapat
memberikan sumbang saran dan upaya untuk melakukan perbaikan yang berhubungan
dengan pekerjaannya.
Kaizen dilakukan pada seluruh proses dan siklus PDCA atau
Plan-Do-Check-Action yaitu merencanakan,melakukan,mengevaluasi,melakukan Preventive Action (tindakan pencegahan) dan
Corrective Action(tindakan perbaikan). Dengan adanya siklus PDCA ini,
terutama dari adanya CA dan PA, maka standar dan hasil kerja semakin lama akan
semakin baik.
Kaizen dipopulerkan oleh Masaaki Imai melalui bukunya
Gemba Kaizen pada tahun 1986. Kaizen sebenarnya merupakan sebuah konsep atau
mindset, agar orang selalu berfikir dan berusaha membuat lebih baik dari yang
sudah ada, dengan melakukan pengamatan ditempat kerja atau Gemba. Hal yang
menarik dari Kaizen adalah melibatkan semua orang mulai dari manajer sampai
karyawan/karyawati pada level bawah, mengandalkan pengamatan di tempat kerja,
dilakukan dengan biaya murah dan berhasil meningkatkan keunggulan bersaing
produk di bidang mutu dan harga. Selain itu, juga menanamkan mindset untuk
selalu berfikir ke arah yang lebih baik untuk selalu belajar dan memperbaiki
diri.
Masalah dalam konsep berfikir Kaizen :
·
Masalah adalah kumpulan sesuatu yang berharga dan orang
bukan masalah.
·
Bila ada kesalahan segera perbaiki.
·
Jangan mengandalkan uang untuk Kaizen, lebih baik
melakukan Kaizen pekerjaan dulu daripada Equipment.
·
Lihat dengan mata kepala sendiri.
·
Kaizen itu tidak terbatas,karena ruang yang paling luas
didunia ini adalah ruang untuk membuat perbaikan.
·
Jangan melakukan Kaizen, keselamatan dan kualitas jangan
dilupakan.
II.10 JUST IN TIME
Gagasan dasar JIT sangat sederhana yaitu berproduksi
hanya apabila ada permintaan atau memproduksi yang di minta, pada saat di minta
, dan hanya sebesar jumlah yang di
minta. Konsep JIT ini pertama kali di gunakan di Jepang oleh TOYOTA dan
selanjutnya di adopsi oleh beberapa perusahaan manufaktur di Jepang dan Amerika
serikat, misalnya Hewlett Packard, IBM, dan Harley Davidson.
Menurut
TAIICHI OHMO/ Pencipta JIT bahwa system maufakturing tradisional menghasilkan
pemborosan pada setiap tahap. Pemborosan tersebut meliputi overproduksi ,
waktu tunggu yang terlalu lama, pemborosan dalam transformasi
unit, pemborosan dalam pemprosesan, persediaan yang tidak perlu, gerakan yang
tidak perlu dan ,memproduksi barang rusak / cacat.
Adapun
menurut Marc J. Schniederjans (1993:5) terdapat delapan prinsip kunci dalam JIT
yaitu:
1.
Memproduksi sesuai
dengan pesanan
2.
Menyatukan produksi
3.
Mengeliminasi
pemborosan
4.
Memproduksi secara
terus menerus sampai dengan perbaikan
5.
Menyempurnakan kualitas produk
6.
Perhatian terhadap
orang
7.
Mengeliminasi
kemungkinan yang akan terjadi
8.
Pemeliharaan jangka
panjang
Menurut
Tjiptono dan Diana (1995 : 295) bahwa prinsip dasar JIT adalah meningkatkan
kemampuan perusahaan secara terus
menerus untuk merespon perubahan dengan meminimumkan pemborosan. Terdapat empat
aspek pokok dalam JIT, yaitu :
1. Menghilangkan
semua aktivitas atau sumber daya yang tidak memberikan nilai tambah terhadap
produk dan jasa.
2. Komitmen
terhadap kualitas prima
3. Mendorong
perbaikan kesinambungan untuk meningkatkan efisiensi
4. Memberikan
tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan fisibilitas aktivitas
yang memberikan nilai tambah.
Manfaat
JIT bukan sekedar metode pengendalian persediaan karena memproduksi hanya
didasarkan permintaan, tetapi merupakan sistem
produksi yang berkaitan dengan seluruh fungsi dan aktifitas. Oleh karena itu
manfaat JIT antara lain :
1. Mengurangi
biaya tenaga kerja langsung dan tidak langsung sebagai akibat adanya
penghapusan kegiatan seperti penyimpanan persediaan.
2. Mengurangi
ruangan atau gudang untuk penyimpanan barang.
3. Mengurangi
waktu set up dan pemundaan jadwal produksi.
4. Mengurangi
pemborosan barang rusak dan barang cacat dengan mendeteksi kesalahan pada
sumbernya :
v Mengurangi
waktu tunggu ( lead time) karena ukuran lot yang kecil sehingga sel produksi
lebih dapat memberikan umpan balik terhadap masalah mutu.
v Penggunaan
mesin dan fasilitas secara lebih baik.
v Menciptakan
hubungan yang lebih baik dengan pemasok.
v Tata
letak (layout) pabrik yang lebih baik
v Integrasi
dan komunikasi yang lebih baik antar fungsi, seperti pemasaran, pembelian, dan
produksi.
v Pengendalian
mutu dalam proses.
Sasaran
Implementasi JIT pada dasarnya terdiri atas persediaan, waktu siklus, perbaikan
yang berkesinambungan, dan penghapusan pemborosan.
A. Persediaan
Terdapat
tiga jenis persediaan dalam perusahaan manufacturing, yaitu persediaan barang
baku (raw material inventary), persediaan barang dalam proses (goods in process
inventary), dan persediaan barang jadi (finished gods inventary). Persediaan
dan pembelian bahan baku di pengaruhi oleh hubungan antara pembeli dan pemasok.
Kontrak jangka panjang dengan pemasok di anjurkan dalam JIT karena diharapkan
lebih bertanggungjawab untuk menyerahkan bahan baku yang bermutu tinggi.
Persediaan barang dalam proses berkurang karena teknologi dan proses yang baru.
Penilaian barang dalam proses berdasarkan konsep JIT dilakukan dengan cara
berikut:
1. Konfigurasi
produksi di desainmenurut sel produksi homogeny untuk produksi yang sama
2. Karena
waktu siklus menurun, fleksibilitas mesin meningkat dan produksi dilakukan jika hanya ada pemintaan
3. Pengelompokan
biaya hanya terdiri atas biaya bahan baku dan biaya konversi.
Setiap
akhir bulan perhitungan fisik persediaan di lakukan secara sederhana, namun
perhitungan fisik tidak perlu lagi dilakukan apabila tingkat barang dalam
proses cukup rendah. Apabila hal ini benar benar terjadi, biaya bahan baku dan
biaya konversi dibebankan secara langsung ke barang jadi. Selanjutnya pada
akhir tahun buku, dilakukan perhitungan fisik persediaa barang dalam proses dan
di buat ayat jurnal penyesuaian ( adjusting entries ) untuk barangjadi dan
barang dalam proses.
B. Waktu
siklus
Waktu siklus produksi ( production cycle time )
adalah waktu antara bahan baku di kirim ke pabrik untuk diproses dengan barang
jadi di kirim dari pabrik kepada pelanggan atau gudang. Dalam system JIT,
masalah kemacetan ( bottleneck ) tidak akan terjadi karena proses satu tidak
akan memproduksi sebelum proses dua mengisyaratkannya. Bottleneck adalah
terjadinya tenggang waktu karena keterlambatan proses setelah proses dan
sebelum selesai.
C. Perbaikan
yang berkesinambungan
Perbaikan berbeda dengan pemeliharaan karena
perbaikan adalah menjadikan sesuatu yang lebih baik daripada keadaan semula.
Adapun pemeliharaan adalah memperbaiki kemampuan yang telah ada sebelumnya.
Dalam system JIT, perbaikan yang
berkesinambungan dilakukan dengan baik sehingga apabila terjadi
kerusakan mutu dan tingkat produksi yang tidak sesuai akan dapat di lihat
dengan segera.
D. Penghapusan
dan pemborosan
Yang
perlu dilakukan penghapusan melalui JIT antara lain di sebabkan oleh pemborosan
adalah sebagai berikut :
1. Produk
berlebihan
2. Waktu
tunggu
3. Transportasi
4. Pemrosesan
5. Persediaan
yang tidak perlu
6. Memproduksi
barang cacat / rusak
7. Underutilization
bakat.
II.11 ABC Concept
Activity Based Costing
(ABC) adalah metode costing yang di rancang untuk menyediakan informasi bagi
manajer untuk keputusan strategis dan keputusan lainnya yang mungkin akan
mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga digunakan sebagai elemen
activity based management yaitu pendekatan manajemen yang focus pada aktivitas.
Tujuan dari ABC adalah memahami overhead dan profibilitas
produk dan konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan tujuan ini, praktek ABC
memiliki perbedaan dengan system akuntansi biaay tradisional.
Dalam ABC :
1.
Biaya produksi dan non produksi di bebankan ke produk.
2.
Beberapa biaya produksi tidak di masukkan ke biaya
produk.
3.
Ada sejumlah pool biaya overhead, setiap pool di
alokasikan ke produk dan objek biaya lainnya dengan menggunakan ukuran
aktivitas masing-masing yang khusus.
4.
Basis alokasi biasanya berbeda dengan basis alokasidalam
sistem akuntansi biaya tradisional.
5.
Tarif overhead atau tingkat aktivitas di sesuaikan dengan
kapasitas dan bukunya dengan kapasitas yang dianggarkan.
TINGKATAN BIAYA DAN PENGGERAK BIAYA ABC :
ABC mengklasifikasikan tingkatan biaya menurut kegiatan:
1.
Kegiatan tingkat unit (Unit Level Activities)
Kegiatan tingkat unit
terjadi setiap kali pekerja memproduksi satu unit. Biaya aktivitas unti-level
bersifat proposional dengan jumlah unit produksi. Sebagai contoh, menyediakan
tenaga untuk menjalankan peralatan menjadi aktivitas unit level karena tenaga
tersebut cenderung dikonsumsi secara proposional dengan jumlah produksi.
2.
Kegiatan tingkat batch (Batch Level Activities)
Kegiatan tingkat batch
terjadi setiap kali pekerja memproduksi satu batch tanpa memperhatikan berapa
unit yang ada dalam batch tersebut. Contoh : biaya untuk set-upmesin untuk
memproses batch.
3.
Kegiatan pendukung produk (product sustaining activities)
Kegiatan pendukung
produk memungkinkan pembuatan dan penjualan produk.
4.
Kegiatan pendukung pelanggan (customers sustaining
activities)
Kegiatan ini melayani
pelanggan dan calon pelanggan, seperti penyerahan produk.
5.
Kegiatan pendukung fasilitas atau organization (facility
sustaining activities)
Kegiatan ini
memungkinkan produksi atau penyerahan jasa, seperti pembayaran sewa.
II.12 Balanced Scorecard
Balanced scorecard
atau BSC adalah pengukuran kinerja
perusahaan yang modern dengan mempertimbangkan empat perspektif (yang saling
berhubungan) yang merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang diingin di
capai oleh suatu perusahaan dalam jangka panjang, yang kemudian diukur dan
dimonitor secara berkelanjutan. Konsep ini dikembangkan oleh Robert S.kaplan
dan David P. Norton.
Munculnya Balanced Scorecard karena adanya tingkat
persaingan bisnis dari industrial competition ke information competition,
sehingga mengubah alat ukur atau yang dipakai oleh perusahaan untuk mengukur
kinerjanya.
Perubahan teknologi →
persaingan ketat didunia bisnis→ mendorong kebutuhan akan informasi→
mengakibatkan persaingan informasi→untuk membantu mengambil keputusan.
Mengapa kata “Balance”..??
v
Karena balanced scorecard menunjukkan adanya keseimbangan
antara semua faktor yaitu keseimbangan antara :
I.
Faktor keuangan dan non keuangan
II.
Pihak eksternal dan internal
III.
Jangka pendek dan jangka panjang
BAB III : Penutup
III.1. Kesimpulan
7
Berdasarkan
hasil studi pustaka yang kami lakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
Daftar Pustaka
Siswanto.H.B. 2005. Pengantar
Manajemen. Bandung:Bumi Aksara
L.
Draft, Richard , Management manajemen, edisi 6, 2006, Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi
(1999), Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen : Sistem Pelipatganda
Kinerja Perusahaan, Edisi satu, Yogyakarta : Adiya Media
pksm.mercubuana.ac.id/new
http://www.andaluarbiasa.com/kaizen-dapat-membuat-anda-menjadi-luar-biasa
http://indokaizen.wordpress.com/
http://nashir6768.multiply.com/journal/item/3?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://wahyu-si.blogspot.com/2009/11/evolusi-teori-pemikiran-manajemen.html
http://puslit.perta.ac.id/journals/acounting
http://www.itpin.com/blog/index.php?paged=2&s=kelompok
http://bebas.vlsm.org/v06/Kuliah/Seminar-MIS/2004/61/61_
11_Virtualness_Knowledge_23-12-2004_Griffith.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar